Minggu, 15 November 2009

Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat dalam Ramuan Jajarangan Untuk Perawatan Pasca Persalinan Wanita Suku Dayak Bakumpai Di Tumbang Samba Kab. Katingan

ABSTRAKS
Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat dalam Ramuan Jajarangan Untuk Perawatan Pasca Persalinan Wanita Suku Dayak Bakumpai Di Tumbang Samba Kabupaten Katingan *)

Drs. Najamuddin, Msi.**)
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Palangkaraya

Telah dilakukan penetian etnobotani untuk mengetahui pengetahuan tradisional pada ramuan jajarangan yang digunakan untuk perawatan pasca persalinan oleh wanita suku Dayak Bakumpai di Tumbang Samba Kabupaten Katingan.
Penelitian ini bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan meliputi: nama lokal dan scientific name, bagian organ tumbuhan yang digunakan, cara menggunakannya dan habitat alami tumbuhan obat tersebut. Data ekologis tumbuhan juga dicatat seperti keadaan tanah, pH tanah, suhu, dan lain-lain. Pengumpulan data secara langsung dan mewawancarai 7 responden sebagai peramu tumbuhan obat yang dipilih secara porposive. Analisa data dilakukan secara deskriptif. Identifikasi specimen tumbuhan obat dilakukan di laboratorium pendidikan biologi FKIP Universitas Palangkaraya dengan menggunakan (1) kunci determinasi dari buku Flora of Java volume I (1963), volume II (1965), dan volume III (1968) karangan Backer dan Backuizen van den Brink Jr. (2) Membandingkan dengan deskripsi dan gambar dari buku The Tree and Shrub Genera of Borneo (1996) karangan Jarvie, J.K. dan Ermayantie.
Hasil penelitian menyimpulkan 1) ramuan jajarangan merupakan kumpulan organ tumbuhan dari 7 – 13 jenis tumbuhan yang direbus dengan air dalam satu tempat. Komposisi jenis tumbuhan dalam ramuan jajarangan yang dikemukakan responden berbeda-beda, jenis tumbuhan tersebut antara lain pirawas, sintuk (Cinnamomum sintok), tagaron, tabat barito (Ficus deltoidea), bantas putih, tawas ot, sutra, dan saluang belum (Lavanga sarmentosa). 2) Bagian tumbuhan yang digunakan dalam ramuan jajarangan adalah bagian vegetatif, yaitu akar, batang, daun dan umbi. 3) Cara penyiapan ramuan jajarangan pada umumnya masih sangat sederhana,yaitu diambil langsung di sekitar pemukiman kemudian direbus dalam air bersih. Air hasil rebusan kemudian diminum setiap hari sampai sekitar 40 hari. 4) Habitat asli tumbuhan obat dalam ramuan jajarangan sebagian besar berasal dari hutan di sekitar pemukiman


Kata Kunci : Etnobotani, Tumbuban Obat, ramuan jajarangan, Dayak Bakumpai
------------
*) Penelitian Dosen Muda tahun 2009
**) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unpar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar